Reklama

Saint-Etienne, Ajax, Benfika atau Italia, namun dipilih Lechia oleh Egy

redakcja

Autor:redakcja

19 marca 2018, 12:23 • 7 min czytania 30 komentarzy

W ostatnich dniach Ekstraklasą zainteresowało się – na oko – 240 milionów ultrasów z Indonezji. Nie chcemy, by wszyscy ci azjatyccy kibole, którzy bombardują Lecha Poznań grafikami z painta, a z Lechii robią instagramowego mistrza Polski, czuli się wykluczeni. Weszło czuje koniunkturę, więc drodzy indonezyjscy fanatycy polskiej ligi, specjalnie dla was: wywiad z Egy’m Maulaną Vikrim w waszym języku! Jeśli wam się nie podoba, prosimy wyrazić to w formie graficznej.

Saint-Etienne, Ajax, Benfika atau Italia, namun dipilih Lechia oleh Egy

*

– Secara jujur: ok, saya terkenal di Asia tetapi di sini tetap tidak. Apa kamu tahu apa yang membuat saya marah? Media melihat saya hanya sebagai produk ketika saya tidak bisa menunggu lagi untuk bermain. Saya ingin membuktikan, kenapa saya berada di sini, saya tidak datang ke sini karena alasan marketing – mengatakan Egy Maulana Vikri. Kami mengundang anda untuk membaca wawancara paling panjang Egy Maulana Vikri dimuat di media Polandia.

Egy, selain Lechia juga yang tertarik padamu Saint- Etienne. Mengapa setelah tes-tes kamu tidak tinggal di Peranics saja ?

Saya berada di sana selama tujuh hari dan di sana ditawari tinggal di klub ini, orang-orang Perancis bahkan menelpon saya sebelum saya memutuskan untuk tinggal dengan Lechia. Yang penting buat saya adalah bahasa dan juga proses adaptasi, ketika saya berlatih di Perancis, saya tidak merasa ada seorangpun yang bisa bicara dengan saya dalam bahasa Inggris. Orang-orang memperlakukanku secara dingin, ini sesuatu yang penting supaya merasakan suasana baik di tempat tertentu, maka kamu bisa bermain sebaik mungkin. Selain itu, liga Polandia bisa menjadi langkah pertama dalam permulaan karir di Eropa – saya tidak takut dengan apa-apa tetapi saya merasakan bahwa di sini saya akan lebih bahagia. Adaptasi buat pemain sepak bola dari Asia itu sangat penting. Saya juga bisa menyatakan bahwa setelah saya balik ke Polandia saya akan belajar bahasa kalian.

Reklama

Kapan Lechia kontak sama kalian pertama kali?

Dusan Bogdanović: Enam-tujuh bulan yang lalu. Yang memakan waktu adalah membicarakan masalah kontrak.

Mengapa ini makan waktu lama ?

Dusan Bogdanović: Kami dapat banyak sekali tawaran. Tidak boleh salah jika kita membicarakan pemain sepak bola sebagus seperti Egy. Saya bisa berfokus hanya dengan uang tetapi saya tidak ingin itu, meskipun yang menawarkan banyak klub-klub Asia yang lebih kaya. Kamu tahu apa yang dikatakan Egy ? “Jika kamu tidak menemukan klub di Eropa, saya tidak akan main sepak bola lagi.” Dia mengatakan dengan jelas bahwa dia ingin masuk tim di mana dia bisa membuktikan dia itu seperti siapa. Saya bisa menasehati dia tetapi dia yang memilih. Di antaranya Saint-Etienne, Espanyol, Benfika, Ajax, klub-klub Italia dan Asia, dia pilih Lechia.

Kalian menyebutkan keuntungan Lechia, tetapi di Gdańsk tidak ada fasilitas latihan misalnya seperti di Portugal. Apa ini tidak menjadikan masalah?

Dusan Bogdanović: Lapangan-lapangannya cukup bagus. Kami lihat kemarin pusat pelatihan dan tempat ini bagus.

Reklama

Egy, kamu sudah menonton pertandingan Lechia dengan Legia. Apa kamu bisa main dalam liga kami kalau sudah tahu tingkat pertandingan tersebut?

Iya, Saya yakin, saya bisa main dalam ekstraklasa.

Apakah keadaan Lechia tidak membuat kamu kecewa?

Pasti saya tidak setuju dengan pendapat bahwa Lechia adalah tim yang rendah – mungkin tim ini memerlukan penguasaan tidak emosi dalam permainannya dan lebih menguntungkan di masa depannya. Namun dalam sepak bola yang paling penting adalah kesadaran apa yang salah dilakukan jika mengalami kekalahan.

Sekarang kamu balik ke Indonesia, apakah ini tidak menjadi masalah buat kamu ?

Tidak. Sekarang saya lagi berangkat untuk mengikuti pengelompokan tim U-23 dan U-19, kami banyak main pertandingan persahabatan. Saya harus menyelesaikan sekolah dulu tetapi pada bulan Mei saya akan balik ke Gdańsk. Kemudian liburan sebentar dan kami mulai persiapan dengan tim untuk menghadapi musim sepak bola.

Minat dalam sepak bola di Indonesia itu besarnya seperti apa ? Negara ini tidak terlalu sukses dalam disiplin ini.

Yang pertama adalah futbol, yang kedua adalah futbol, yang ketiga adalah futbol. Setelah ini bulu tangkis, di mana kami dapat jauh lebih banyak kesuksesan jika kami fokus hanya pada peminatnya, sepak bola yang menang. Yang datang ke stadion-stadion dari 30 sampai 70 ribu orang, karena dalam liga ini pernah main atau masih main bintang seperti: Michael Essien, Didier Zokora, Carlton Cole. Sepak bola Indonesia masih dalam perkembangan. Masalahya adalah jumlah pelatih, di antara 260 juta orang kami memiliki hanya tiga ribu pelatih, ini hasil yang rendah.

Bagaimana dengan infrastruktur sepak bola di Indonesia?

Ini masalah yang tetap ada, namun pemerintah ingin merubah keadaan ini. Indonesia berminat mengorganisir kejuaraan dunia pada tahun 2034 tetapi ini tujuan sekunder. Jika kami ingin mencapai hasil bagus kami harus memperbaiki infrastruktur.

Apa juga ada masalah dengan pemerintah? FIFA menghukum Indonesia dengan penangguhan karena politik-pilitk intervensi dalam sepak bola.

Dusan Bogdanović: Ini sudah berlalu, pemilihan sudah diselenggarakan dan pengurus sudah diganti. Pada musim ini tim-tim kami sudah mengikuti pertandingan internasional.

Egy, kamu mempunyai kesempatan kerjasama dalam representasi dengan Luis Milla yaitu pemain sepak bola terkenal. Apa bantuan dia sangat bermanfaat ?

Secara jujur Luis Milla membantu saya sekali. Itu dia yang menyarankan saya untuk melangkah ke depan dan pindah ke futbol Eropa. Menurut pendapat pelatih hanya di Eropa saya bisa berkembang cepat dan menjadi pemain utama – bukan hanya dalam futbal Asia tapi juga Eropa. Dia memberi banyak petunjuk mengenai cara main di lapangan, namun penting juga petunjuk di luar lapangan. Bagaimana cara bekerja, tim-tim apa yang cocok dengan gaya saya.

Apa kalian bicara hanya tentang Lechia ?

Iya, saya sudah katakan ke dia kalau saya pindah ke Gdańsk.

Apa Milla tahu Lechia?

Dusan Bogdanović: Tentu saja! Saya sudah perhatikan bahwa orang-orang Polandia mengeluh dengan futbol mereka padahal urutan ketujuh di dunia, ketika tim Italia atau Inggris menduduki urutan belasan. Menurut pendapat saya tidak begitu jelek, bagaimana kalian berpikir. Kalian bekerja bagus dalam tahun-tahun terakhir.

Kami ada timnas jauh lebih kuat dari pada klub.

Dusan Bogdanović: Percayalah, kamu tidak bisa memiliki tim kuat jika tidak memiliki liga yang kuat. Saya berpikir bahwa buat Egy ini tempat bagus untuk mulai karir di Eropa.

e1

Bagaimana awalnya Egy di Indonesia?

Dusan Bogdanović: Di sana skauting pemain sepak bola itu sulit dikarenakan jumlah penduduk tapi salah satu pelatih menemukan Egy dalam pertandingan sampai umur 13 dan membawa dia ke akademi sepak bola milik pemerintah. Timnas memanggil dia untuk ikut tim-tim remaja., Egy ikut pertandingan internasional dan bermain sangat bagus. Dia dapat banyak piala: dia pernah menjadi pemain terbaik Gothia Cup di Swedia, pemain dan penembak terbaik Suratin Cup di Indonesia, penembak terbaik di AFF Cup sampai umur 19 di Birma. Dia bermain dan cemerlang dalam pertandingan, seperti di mana bermain Cristiano Ronaldo atau Zinedine Zidane. Egy tidak begitu terkenl tapi dia juga memiliki bakat besar.

Egy: Saya mulai seperti anak-anak lain, di jalan, di halaman belakang, namun yang sangat membantu itu fakta bahwa ayah saya adalah pelatih.

Setelah turnamen di Birma apa kamu sangat kecewa? Kalian mencapai juara ketiga padahal final sudah dekat.

Pada waktu itu saya sedih, kami main sangat bagus, juga ketika kami tinggal sepuluh dan lawan sebelas, tetapi kami kalah setelah tendangan penalty dari Tailand. Namun seperti saya katakan – jika kalah harus membuat kesimpulan dari kekalahan ini dan melihat masa depan. Agar lebih bagus hari besok. Jika saya merasakan kesedihan, saya mulai berfokus dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Siapakah idolmu sepak bola?

Messi.

Apa untuk perkembangan sepak bola Indonesia tidak bermasalah kalau kalian tidak memiliki pemain seperti Lewandowski yang menjadi contoh besar bagi generasi muda?

Dusan Bogdanović: Itu bisa menjadi masalah, tetapi Egy bisa menjadi nomor satu.

Egy, apakah tidak merasa kewalahan dengan ketenaranmu?

Tidak. Secara jujur: ok, saya terkenal di Asia tetapi di sini tetap tidak. Apa kamu tahu apa yang membuat saya marah? Media melihat saya hanya sebagai produk ketika saya tidak bisa menunggu lagi untuk bermain. Saya ingin membuktikan, kenapa saya berada di sini, saya tidak datang ke sini karena alasan marketing.

Dusan Bogdanović: Menurut kamu, kenapa Egy begitu terkenal di Asia ? Bukan hanya penampilannya yang bagus. Dia bermain sepak bola luar biasa dan membuat Indonesia terkenal di luar negeri. Oleh karena itu dia mempunyai banyak penggemar.

Kapan dia mulai begitu terkenal, pada waktu karir yang mana ?

Ini pertanyaan bagus, karena buat orang-orang Indonesia, jika bermain bagus bisa menjadi terkenal tetapi tidak sangat terkenal seperti Egy. Buat mereka yang paling penting adalah membuat sesuatu yang luar biasa di luar negeri. Saya berpikir kalau ini dimulai setelah Gothia Cup di Swedia. Setelah itu, ketika Egy dan timnya memenangkan piala dan Egy menjadi pemain terbaik selama turnamen, ketenarannya mulai naik dan ketika dia mencapai kesuksesan di Birma, dia menjadi salah satu olahragawan terkenal di dalam negeri.

Apa kalian tahu kisah Freddy Adu?

Tidak.

Dusan Bogdanović: Saya tahu.

Ini salah satu contoh, dimana bisa mendapatkan pelajaran, dengan memperhatikan karir Egy.

Dusan Bogdanović: Biarkanlah saya yang memikirnya, ini pekerjaan saya. Kami kenal Egy dan tahu pola pikirannya, impiannya. Dia tidak akan menghadapi kesulitan yang sama. Dia ingin bermain sepak bola sebagus mungkin. Saya tidak suka membandingkan, karena menurut saya kisah Adu dan kisah Egy akan sama sekali berbeda.

Kapan kamu mulai kerjasama dengan Egy?

Tiga tahun yang lalu.

Egy berumur 17 tahun dan akan dewasa. Apa kamu tidak takut soal party, gadis-gadis?

Dusan Bogdanović: Saya yakin tidak.

Problem olahraga adalah jika Lechia menghadapi penurunan?

Dusan Bogdanović: Tidak. Saya sudah menonton pertandingan Lechia lainnya dan saya tahu kualitas tim ini. Saya bisa kecewa bukan karena diancam penurunan, hanya karena tim ini seharusnya ada dalam urutuan pertama sampai keempat ektraklasa. Namun Lechia tidak akan turun dari liga. Satu tahun ke depan, kembali lagi memimpin.

Posisi apa yang terbaik di lapangan bagi Egy?

Dusan Bogdanović: Posisi terbaiknya adalah gelandang serang, bukan false 9.

Begitu juga nomor yang diambil di Lechia, nomor sepuluh itu selalu besar tanggung jawabnya.

Dusan Bogdanović: Iya dia ambil nomor 10 dan tahu, siapa yang memakai nomor ini sekarang, dan juga akan senang, jika Sebastian Mila tetap ada dalam tim pada musim berikutnya, mungkin bisa belajar lebih banyak dari dia. Keputusan ini tidak yang terakhir, nanti benar-benar kami akan memilih nomor-nomor untuk pertandingan berikutnya, Egy bisa ambil 100 atau 99. Namun dia selalu pilih nomor sepuluh, dalam timnas Indonesia juga memakainya. Nomor ini memotivasi dia dan tahu kalau harus berusaha sekuat mungkin supaya merasakan bebannya. Namun dia seperti ini: percaya diri sangat tinggi, sangat yakin dengan apa yang dilakukan. Dan saya juga yakin bahwa Egy akan mencapai kesuksesan.

PENULIS: PAWEŁ PACZUL

Tłumaczenie: Iwona Handayani Bobrowska

Link do polskiej wersji wywiadu: KLIK

Najnowsze

Komentarze

30 komentarzy

Loading...